Syahrul Yasin Limpo (kiri) bersama H. Aep Syaepuloh (tengah) |
Panen raya di awal tahun 2023 ini merupakan salah satu langkah Kementerian Pertanian bersama Pemkab Karawang untuk memastikan produksi beras nasional terpenuhi.
Diakui Syahrul Yasin Limpo, dia puas dengan hasil produksi padi di Jayakerta, dari luas 2.000 hektar mampu menghasilkan 8 ton per hektarnya.
"Tentu ini memastikan kalau produksi di Karawang baik, maka produksi daerah lainnya juga baik. Karena Karawang menjadi ukuran keberhasilan produksi padi Indonesia," kata Syahrul Yasin Limpo.
Dia menyampaikan, target produksi bisa mencapai 4 juta ton dengan luas 1,4 juta hektar pada Maret-April 2023 nanti, hal ini tentu merupakan kabar baik untuk ketahanan pangan nasional.
"Kita berharap penanaman tiga kali setahun, yaitu padi-padi-palawija atau sebaliknya. Kemudian kita pun perkuat sistem logistik pangan," kata menteri.
Upaya peningkatan produksi komoditas pertanian khususnya padi, pemerintah menyiapkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pembangunan pertanian tidak lagi semata-semata dengan menyalurkan bantuan input produksi yang dibutuhkan petani, tapi dengan KUR petani dapat meningkatkan produksi secara maju, mandiri dan modern.
Sementara, H. Aep Syaepuloh mengatakan, di Kabupaten Karawang sawah yang panen pada Januari 2023 mencapai 18.103 hektar, produksi panen mencapai 8 ton per hektar dengan harga jual gabah Rp 6.000/Kg hingga Rp 6.100/Kg.
"Dan hari ini ada bantuan benih padi 500 hektar dan mesin power trasher, kami berharap Kabupaten Karawang terus menjadi penyokong kebutuhan beras nasional," ujar H. Aep.